source: www.theunsolicitedopinion.com |
Suatu keajaiban, dimana saat ini fungsi radio, motion picture atau gambar bergerak, panggung sandiwara, saling berkombinasi dan menyatu terintegrasi dengan baik serta dengan mudah dapat kita akses hanya menekan satu tombol, ya tombol switch on pada remote televisi anda.
Anda dapat menyaksikan cuplikan video ini dan melihat fenomena yang saat ini terjadi. Yang memberikan komentar dalam cuplikan video ini adalah Alan
Watt, G.
Edward Griffin
& Alex Jones. Membahas
tentang orang-orang di masa sekarang yang sering menonton televisi, dan ya,
masih banyak orang yang menonton televisi. Tapi, saya kita harus sadari fungsi televisi di dalam
masyarakat saat ini. Beberapa orang memiliki
pemahaman penuh tentang bagaimana untuk memproduksi dan langsung dan menyiarkan
acara televisi. Serta mencoba mengerti
bagaimana memainkan trik dengan otak Anda, bagaimana televisi tanpa kita sadari telah merayu dengan menggunakan tayangan mereka, tak
sekedar merayu tapi juga mencoba menguasai pikiran manusia, dan memanipulasinya.
Ketika Media Memanipulasi dan Mengatur Hidup Anda!
Tayangan televisi yang sarat mengandung emotional content, dapat mempengaruhi system otak kita. Dengan melalui gelombang alpha, maka otak kita mau tidak mau harus menerima informasi yang disampaikan, otak tidak dalam keadaan bisa menolak atau menerima, melainkan secara otomatis mengunduh informasi yang disampaikan, dimana emotive sequences nya masuk dalam emotional center di dalam otak kita.source: http://www.livefootballcup.com |
Bagaimana dengan olahraga? Banyak yang menyukai olahraga. Secara umum, kaum laki-laki identik
dengan olahraga (sport) dan kaum
perempuan identik dengan konten belanja (shopping).
Dan bukanlah hal asing, menemukan kaum pria di malam minggu sedang asyik di
depan televisi dan tidak untuk menyaksikan pertandingan olahraga (Saturday night show). Biasanya pada anak
laki-laki adalah hal biasa bermain olahraga, dan kemudian menonton pertandingan
olahraga baik secara langsung maupun melalui televisi. Sebut saja menonton pertandingan basket, sepak
bola, tinju, olimpiade, dll di televisi sampai hari ini
masih terus ditonton meskipin kita tahu terdapat beberapa
permainan yang terdapat
kecurangan di dalamnya.
Dalam culture industry,
aktor/aktris dan sutradara memiliki peranan sebagai cultural leader, yang senantiasa memberikan new updates mengenai banyak hal, dan ditunggu-tunggu oleh penonton.
Saat ini orang-orang tergabung dalam peer-group
nya, dan menjadi tidak masalah lagi bagi mereka apakah informasi yang diterima
itu fakta atau nonsense, yang penting
semua anggota di dalam peer-group
menyetujuinya. G. Edward Griffin (film maker, penulis, politikus dan lecturer) juga menyatakan kesedihannya
melihat massa sekarang sangat mudah dimanipulasi oleh media.
Adapun terkait dengan berita, kita sering melihat suatu pemberitaan beberapa kali.
Apakah kita percaya dengan apa yang kita dengar dan
lihat di berita? Beberapa mungkin
memang benar, namun beberapa di
antaranya adalah sesuatu
drama yang sudah diskenariokan. Hal ini dirancang untuk mengontrol
informasi apa yang kita
dapatkan.
Dengan ilmu pengetahuan, kita harus mengerti psikologi, dan
publik harus menyadari bahwa ada keadaan yang un-control, masyarakat mau tak mau harus belajar atau paling tidak
mengetahui mengenai public relations, advertising, propaganda sehingga dapat
membuat keputusan bagi dirinya sendiri, dengan berpikir dan memutuskan apa yang
terbaik bagi dirinya sendiri.
Tidak dipungkiri, apa yang dilihat di televisi, sejak kecil
hingga masa tumbuh kembang, turut berperan serta membangun mindset dan figure
ideal bagi kita. Misalkan dengan melihat sosok pria news anchor setiap malam, membuat kita melihatnya sebagai figure
ideal seorang ayah.
source: www.njfamily.com |
Saat ini, kita tidak lagi melihat aktivitas antar tetangga
dalam satu lingkungan tertentu, beraktivitas seperti main bola bersama,
menggelar pesta barbeque di halaman, dan lain-lain. Mengapa? Karena ini adalah
satu bentuk lose community, lose our humanity. Orang menjadi lebih banyak
menghabiskan waktunya di depan televisi dan tidak lagi mengenal tetangganya.
Konsep yang sekarang disarankan oleh banyak pakar adalah “expanding the horizon, and back to our community, back to our
neighbourhood”.
source: www.agoodchoice.blogspot.com |
Termasuk kejadian saat Presiden Amerika Serikat Barrack
Obama sedang berpidato di hadapan awak media di suatu hari Senin dan membahas
masalah Ekonomi, dengan guidance dari
teleprompter
dimana tetiba salah
satu dari
layar teleprompter-nya jatuh ke lantai dan hancur
berkeping-keping. Semua kaget melihat hal itu, Presiden Obama bereaksi, dia
terbiasa menggunakan teleprompter dalam
sebagian besar pidato dan bahkan
sambutan singkat
sekalipun.
Para penonton yang hadir, pejabat pemerintah, walikota dan para
ahli semua tertawa saat Obama kembali ke naskahnya. Untuk menyelesaikan komentarnya
dalam kurang lebih sebelas menit dia
menyampaikan kebijakan baru terhadap dengan
menggunakan catatan dan layar
teleprompter lain
yang masih
ada di sisi lain. Namun demikian, atas kejadian dimaksud Obama telah dikritik karena terlalu mengandalkan teleprompter (http://www.foxnews.com,
diakses pada tanggal 14 Oktober 2014, pukul 13.15 WIB). dan diikuti dengan sejumlah pemberitaan, baik pro maupun kotra mengenai kejadian dimaksud.
Masyarakat luas dan
kritikus berpendapat bahwa Presiden Obama mempertunjukkan suatu reality show,
dan mereka merasa mereka tidak hanya memiliki seorang Presiden namun juga
seorang aktor. Dimana dunia politik adalah show
business for ugly people.
Sebagaimana
ditulis oleh Alex Ansary, seorang host program televisi di Portland,
Oregon, Amerika Serikat, salah satu contoh yang paling umum dari
pengendalian pikiran dalam apa yang
disebut masyarakat yang bebas dan beradab adalah munculnya
dan penggunaan televisi.
Ini bukan untuk mengatakan bahwa segala sesuatu di televisi
diarahkan untuk mencuci otak Anda. Tidak. Tapi sebagian
besar program di televisi saat ini dijalankan dan
deprogram oleh perusahaan-perusahaan media terbesar yang memiliki kepentingan dalam kontrak pertahanan, seperti Westinghouse (CBS), dan
General Electric (NBC). Hal ini masuk akal ketika
Anda melihat bagaimana miring dan
menyesatkan berita saat
ini. Meneliti konflik
kepentingan, meskipun untuk
memahami berbagai cara yang
kebohongan menjadi kebenaran, kita perlu memeriksa teknik mereka dalam mencuci otak untuk mengetahui cara
kerja dan efeknya. (http://www.rense.com,
diakses tanggal 13 okt 2014, pukul 17.38 WIB).
Apa yang akan terjadi di kemudian hari?
Media akan semakin memiliki kemampuan untuk memanipulasi dan mengontrol hidup anda. Anda akan dapat terbangun tiba-tiba dari istirahat anda, hanya karena teringat bahwa tayangan pertandingan sepakbola kejuaraan dunia akan tayang lima menit lagi, padahal itu di tengah malam, dimana biasanya anda tertidur nyenyak bahkan ketika anak anda yang masih berumur 5 bulan menangis di samping anda.
Para wanita juga akan terpaku pada tayangan sinetron di televisi pada jam-jam tertentu, meninggalkan aktivitasnya, dan mungkin meninggalkan wajan penggorengan di atas kompor yang mungkin lupa dimatikan.
Media akan terus mengambil hati anda, dan menjadikan dirinya permaisuri di hati anda. bila anda tak memperkaya diri (dan hati) anda dengan segala ilmu pengetahuan, maka anda akan menjadi bagian dalam barisan followers media yang secara tak langsung dijajah oleh media, diambilnya porsi pemikiran, pendapat, serta waktu anda.
Mari, belajar menjadi pemirsa televisi yang pintar!
Penulis: Aprilia Ratna PalupiMahasiswi program S2, Magister Manajemen Komunikasi, Universitas Indonesia
Mata kuliah, Manajemen Stratejik Komunikasi
No comments:
Post a Comment