Foto: Ingki Rinaldi |
Pada bagian ini kami mengupas tentang paket video Mass Media & Public Education Exposed dengan durasi 15 menit yang telah dibagikan dalam perkuliahan Manajemen Stratejik Komunikasi. Untuk lebih memperkaya bahan bahasan, kami juga menyimak video lain dengan judul sama di jejaring Youtube dengan durasi sekitar 54 menit. Video yang sebelumnya dibagikan itu dibuka dengan kesaksian salah seorang mantan reporter saluran berita Fox New Channels di Amerika Serikat. Cerita singkat mantan reporter itu telah memberikan kami penunjuk jelas tentang praktik pemelintiran (spin) berita yang dilakukan oleh media, dalam hal ini yang dilakukan Fox News Channel.
Inilah Dia, “Media Massa”
Perkelindanannya dengan praktik politik, ditambah dengan afiliasi dan bahkan disebut sebagai sayap Partai Republik (1) , membuat Fox News Channel banyak dicurigai. Perpaduan teknik jajak pendapat, grafis untuk memvisualisasikan data, beragam banner di layar, dan musik latar yang membius cenderung efektif menggiring kesadaran pemirsa tentang sesuatu isu. Pada bagian paling khususnya, mampu menggiring pilihan dan preferensi politik tertentu para penonton. Ini ditambah dengan serangan verbal pada lawan politik, dalam video ditunjukkan dengan serangan pada John Kerry, politikus Partai Demokrat dengan memublikasikan sebuah pertanyaan: Apakah John Kerry merupakan bencana bagi pasar (modal)? Pada 2004, Kerry pernah dicalonkan Partai Demokrat dalam pertarungan memerebutkan kursi presiden namun kalah dari George Bush.
Pada kondisi yang terang-terangan seperti itupun, ruang kesadaran publik bahkan masih kerap bisa didistorsi dengan slogan atau pernyataan tentang keadilan dan keberimbangan peliputan, karena institusi pemberitaan yang berlindung di balik jaket “jurnalisme,” Inilah yang disebut dalam video tersebut sebagai slogan pemasaran paling jenius dalam sejarah, selain karena fakta bahwa media beroleh sebagian pendapatannya dari iklan-iklan politik.
“Jurnalisme” karena sesungguhnya bukan jurnalisme sebenarnya yang dipraktikkan, melainkan hanya berlindung di balik institusi medianya saja yang seolah-olah menjalankan peran jurnalistik. Bob McChesney, pendiri Free Press dan penulis The Problem of The Media, dalam tayangan itu mengatakan bahwa Fox News membuang semua pemahaman tentang jurnalisme yang kita ketahui selama ini. Ia memastikan, Fox Media, dan konten berita yang dihasilkannya bukanlah produk jurnalistik. Pemelintiran informasi, untuk kepentingan satu golongan, dalam hal ini kaum Republikan, menjadi kekhasan yang dimiliki. Tentang ini, bekas produser tayangan 60 Minutes di stasiun televisi CBS News, Charles Lewis yang tampil dalam video tersebut menyatakan bahwa tentang pemelintiran informasi, yang terkait dengan kebohongan, kini dipelajari nyaris oleh seluruh orang.
Dalam istilah yang cenderung sarkastis, ia menyebut bahwa semua hal kini telah dicitrakan sedemikian rupa dengan elemen-elemen public relation. Pada bagian ini kita bisa mencium adanya jejak pemikiran strategis untuk urusan media (media strategist). Ini termasuk upaya mempertajam upaya pemasaran atau upaya pengenalan dan termasuk pada upaya agar penerimaan. Atau agar isu tersebut pada akhirnya “dibeli” oleh masyarakat, serta merumuskan bagaimana strategi baru akan disusun lagi untuk lapangan dan media berbeda. Upaya ini mengombinasikan kekuatan-keuaran riset, analisis, pemasaran yang dikombinasikan dengan kemampuan penceritaan istimewa berikut bungkus teknik-teknik penginformasian yang sesuai.
Foto: Ingki Rinaldi |
Pada akhirnya, itu akan membuat khalayak sasaran bakal terpengaruh dan memutuskan pilihannya sesuai target. Anggota senat dari Vermont, Bernie Sanders, yang juga tampil dalam video tersebut mengatakan bahwa dengan menonton televisi maka berarti pula bakal dengan mudah melihat konflik kepentingan besar yang diwakili perusahaan-perusahaan besar. Tentang bagaimana hal ini terjadi, Profesor Ilmu Komunikasi dari New York University, Aurora Wallace memastikannya, seperti yang terjadi stasiun televisi ABC dengan kepemilikan oleh Disney. Tentang tidak mungkinnya stasiun televisi tersebut memublikasikan sesuatu hal yang terkait dengan kepentingan perusahaan induknya. Perihal itulah alasan pertama saat berbagai perusahaan besar itu memiliki stasiun-stasiun televisi tersebut, agar pengecekan dan pemantauan terhadap kepentingan bisnis yang lebih besar dapat dilakukan secara relatif lebih mudah. Professor Chalmers Johnson yang menulis American Empire: Blowback menyebutkan bahwa saat ini, kualitas informasi dan berita yang disampaikan jelas sangat menyesatkan. Ini merupakan propaganda yang berkelindan dengan industri hiburan. Inilah mengapa kita tidak bisa serta merta percaya pada media, karena berkaitan erat dengan kepentingan-kepentingan berbagai perusahaan besar.(2)
Sekalipun tampak berisikan gabungan dari sejumlah elemen yang membentuk pola kerjasama relatif rumit, apa yang dipraktikkan dan tersaji dalam tayangan video tersebut, sebagian besar merupakan penerapan teori jarum hipodermik atau teori peluru. Ini terjadi ketika informasi seperti disuntikkan atau ditembakkan pada khalayak yang diasumsikan cenderung tanpa daya dan pasif. Sekalipun pada sejumlah kasus, target menguasai pikiran khalayak itu tercapai, tidak seluruh kasus berakhir demikian karena ternyata publik atau masyarakat tidaklah pasif.
Mengontrol Pikiran
Mereka mengontrol pikiran. Mereka melakukan apa yang disebut sebagai mainstream lies. Mereka adalah (sebagian) media. Pada bagian khususnya, media arus besar (mainstream), disebutkan dalam video tsrebut kerap melakukan kebohongan. Ini kerusakan yang diajarkan lewat cara berbohong. Pada kasus Amerika yang dikisahkan dalam video tersebut, pikiran sebagian orang-orang dikuasai sejumlah orang kaya yang menguasai media.
Informasi Urun Daya
Berikutnya yang disajikan dalam video tersebut ialah tentang Wikipedia, yang merupakan situs ensiklopedia online. Situs ini digarap dengan prinsip urun daya atau gotong royong dari orang-orang dari berbagai belahan dunia yang tertarik dengan konsep itu. Tingkat kepercayaan dari informasi yang dipublikasikan dengan sumber pewarta non profesional atau blogger (bukan jurnalis) itu menjadi fokus dalam video tersebut. Gary Jones (Rapides Parish Superintendent) mengatakan bahwa Wikipedia tidak disarankan sebagai bahan rujukan untuk studi.
Bahkan untuk kepentingan akses guna studi akademik, sudah disarankan untuk dilakukan pemblokiran karena informasinya sangat tidak akurat. Sejumlah kepentingan juga bisa turut masuk ke dalamnya. Ini diantaranya terlihat dalam video itu tatkala salah satu organisasi yang memayungi pemukim Yahudi di Tepi Barat, Yesha Council mengajarkan dan melatih sejumlah orang untuk mengetahui bagaimana caranya melakukan editing di Wikipedia yang sekarang jadi sumber informasi terbesar di dunia. “Supaya saya bisa punya kekuatan untuk melakukan pembelaan pada Israel,” kata salah seorang blogger, Miriam Schwab yang mengikuti pelatihan tersebut. Menurutnya ia melakukan itu membuktikan pada dunia dan diri sendiri cerita tentang Israel dari perspektif yang lain, perspektifnya, dan apa yang menurutnya benar.
Foto: Ingki Rinaldi |
Strategi Propaganda
Pada 1956 hingga 1971 mereka melancarkan operasi yang diberi sandi Cointelpro atau Counterintelligence Program. Ini adalah tentang operasi untuk mengganggu aktivitas Partai Komunis di Amerika Serikat dan belakangan diperluas untuk membendung sejumlah kelompok seperti Ku Klux Klan, Socialist Workers Party, dan Black Panther Party. (3)
Akan tetapi dalam video tersebut disebutkan bahwa aktivitas sejenis dipercaya masih terus dilakukan. Belakangan terungkap bahwa Brandon Darby, yang juga seorang blogger diketahui menjadi informan FBI sejak 2007. Ia menjadi informan berharga yang oleh karenanya, sejumlah aktivis yang dianggap menentang pemerintah ditangkap dan diadili. Merekrut sejumlah blogger, dan kemudian memroduksi konten informasi sesuai dengan kepentingan keamanan negara, atau meretas konten informasi seseorang dengan signifikansi pada kasus tertentu merupakan sebagian cara yang bisa ditempuh.
Akses informasi dan diseminasi informasi tandingan pada media, dengan demikian menjadi sangat krusial. Ini dilakukan untuk memengaruhi pikiran dan opini publik. Menghilangkan ancaman dengan melakukan penciptaan musuh terhadap yang dianggap sebagai musuh negara. Pada gilirannya, orang-orang yang dipersepsikan sebagai musuh negara dan dianggap membahayakan keamanan nasioanal itu akan kehilangan relevansi di mata khalayak dan dengan demikian gerakan perlawanan, penentangan, atau pembangkangan tersebut bisa dikurangi. Inilah propaganda untuk melemahkan seseorang atau gerakan sehingga membuatnya jadi kontraproduktif.
Penulis: Ingki Rinaldi (1406518673)
Mahasiswa program S2, Magister Manajemen Komunikasi, Universitas Indonesia
Mata kuliah, Manajemen Stratejik Komunikasi
Sumber rujukan
1) http://fair.org/extra-online-articles/fox-news-wing-of-the-gop/ (Diakses pada Rabu, 15 Oktober 2014)
2) Video pembanding http://www.youtube.com/watch?v=8XTFltWIJwk (Diakses pada Senin, 13 Oktober 2014)
3) http://vault.fbi.gov/cointel-pro
No comments:
Post a Comment