Berikut
adalah transkrip orasi ilmiah Dr. Ian Mackechnie, doktor dalam bidang Manajemen
Bisnis, Bulacan State University, Filipina.Pembahasan Mackechnie terutama
berpusar pada konsep manajemen stratejik yang dilandasi pada jawaban atas tiga
pertanyaan besar. Pertanyaan-pertanyaan soal posisi sebuah perusahaan, apa
jenis bisnis atau persaingan yang hendak dimasuki berikut target untuk dicapai,
dan bagaimana mewujudkan sejumlah target capaian tersebut? Berikut adalah
transkrip utuhnya.
Selama ini manajemen stratejik dipersepsikan
sebagai sesuatu yang dilakukan pada awal tahun penganggaran dan untuk beroleh
hasilnya pada akhir tahun penganggaran. Sebetulnya bukan tentang itu, karena
perusahaan adalah pembicaraan tentang proses. Perusahaan juga selalu terlibat
di dalamnya.Ini mungkin juga tentang menilai ulang tujuan di tengah kurangnya
sokongan lingkungan eksternal dan dukungan operasional perusahaan. Juga tentang
mengevaluasi kinerja guna melihat seberapa baik hal-hal itu akan bisa berjalan
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Ini selalu tentang ulasan perihal
strategi guna memastikan bahwa pendekatan strategis yang diambil untuk mencapai
tujuan-tujuan yang ditetapkan masih tetap relevan.
Ini semua dilakukan dalam situasi
lingkungan bisnis yang penuh dengan berbagai kekurangan. Ini merupakan proses,
baik tentang berpikir maupun melakukan tindakan. Tentang berpikir dan
mengelola.Ini tentang berpikir secara strategis dan melakukan tindakan secara
strategis.Ini merupakan campuran pekerjaan diantara keduanya.Jadi, dalam berpikir
secara strategis ada tiga pertanyaan strategis utama yang mesti ditanyakan oleh
pengelola perusahaan itu sendiri.
Pertama adalah, dimana kita sekarang,
dan untuk menjawab ini perusahaan harus realistis untuk menjawab dimanakah
posisi mereka sekarang dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.Dimanakah posisi
mereka berdiri saat ini. Hal berikutnya yang mesti ditanyakan adalah kemana
mereka akan pergi. Apa jenis bisnis yang akan kita masuki dan posisi pasar
seperti apa yang hendak dicapai dengan kondisi pasar khusus yang kita putuskan
untuk kita masuki. Seperti apa cara kita ingin memuaskan kebutuhan dan dalam
kelompok masyarakat yang seperti apa yang ingin kita puaskan. Apa yang ingin
kita capai. Apa yang kita cari untuk kita capai dalam bisnis dan pasar khusus
yang kita putuskan untuk kita masuki. Dan hal terakhir adalah memutuskan
adalah, bagaimana cara kita mencapai tujuan disana itu. Bagaimana kita akan
menggapai semuanya.
Jadi, apakah strategi.Apakah segala hal
tentang strategi perusahaan ini. Maka kita akan berbicara tentang strategi yang
bulat, tapi tentang apakah itu? Strategi perusahaan terdiri atas gerakan
kompetitif dan pendekatan bisnis yang dipergunakan jajaran manajemen untuk
menjalankan perusahaan. Ini bisa dikatakan sebagai rencana permainan tentang
dimana perusahaan itu ingin berada, pelanggan jenis seperti apa yang ingin
mereka pikat, jenis operasi seperti apa yang ingin mereka lakukan, dan
tujuan-tujuan seperti apa yang akan membimbing mereka menuju ke depan.
Perusahaan juga diset-up dengan sesuatu yang disebut sebagai model bisnis yang menuju
pada kebutuhan utama dari setiap perusahaan untuk bagaimana menghasilkan uang
dari bisnis yang dijalankan.Dalam melakukan persiapan terhadap model bisnis,
jajaran manajemen mesti bertanya pada diri mereka sendiri apakah mereka mampu
melalui bisnis dimana mereka melibatkan diri dan menghasilkan pemasukan yang
masuk akal. Jadi pada akhirnya, apa perbedaan antara strategi dan model bisnis?
Jadi, strategi adalah tentang melakukan dan berurusan dengan strategi
kompetitif, inisiatif, dan pendekatan terhadap bisnis yang dilakukan
perusahaan.
Sementara model bisnis cenderung lebih
memedulikan soal keuntungan, pemasukan, dan uang tunai yang ada dalam kaitannya
guna menjalankan bisnis.Kenapa strategi dibutuhkan?Ya, karena sebuah perusahaan
haruslah proaktif dan kontekstual saat mereka melakukan bisnis.Perusahaan yang
reaktif adalah perusahaan yang hanya berubah jika kekuatan pasar, atau kekuatan
kompetitif, atau perubahan teknologi memaksa untuk melakukan perubahan itu.
Dimana perusahaan yang proaktif ialah
yang selalau melihat ke depan. Ini merupakan perusahaan yang visioner. Ini
perusahaan dengan kepemimpinan untuk melihat apa yang diharapkan pasar atau
ekspektasi pasar. Tentang produk-produk seperti apa yang diinginkan pasar.
Berdasarkan tranksrip rekaman
ceramah tersebut, kita bisa menyimpulkan tentang tiga hal yang mesti jadi
perhatian utama bagi setiap pengelola perusahaan dalam kaitannya dengan
sejumlah hal dalam lingkup manajemen stratejik. Pertama tentang tiga elemen
manajemen stratejik yang terdiri atas proses untuk menentukan jawaban atas posisi sebuah perusahaan, apa
jenis bisnis atau persaingan yang hendak dimasuki berikut target untuk dicapai,
dan bagaimana mewujudkan sejumlah target capaian tersebut. Ini dilakukan terus
menerus dalam proses berpikir dan melakukan tindakan secara strategis.
Kedua, mengenai perbedaan antara
strategi dan model bisnis.Strategi berbicara tentang rencana kompetitif,
inisiatif, serta pendekatan bisnis.Sementara model bisnis cenderung merujuk
pada kebutuhan utama setiap perusahaan untuk menghasilkan uang serta keuntungan
dari bisnis yang dijalankan.Adapun hal ketiga ialah tentang perhatian yang
mesti diberikan pada tipikal perusahaan yang proaktif dan cenderung visioner dengan
perusahaan reaktif dengan kecenderungan perubahan karena keterpaksaan.
Contoh Kasus
Starbucks
Dalam kaitan tiga perihal itu,
penulis ingin sedikit mengulas tentang kisah sukses kedai kopi Starbucks.
Ulasan ini sebagian besar berasal dari kutipan buku The Starbucks Experience
yang ditulis Joseph A. Michelli dalam
edisi terjemahan yang diterbitkan Penerbit Esensi (2007). Berawal dari Seattle,
Amerika Serikat, Howard Schultz memulai kedai Kopi, Teh, dan Rempah Starbucks
di Seattle, Washington pada 1971 dengan visinya untuk mengubah cara dan
pengalaman orang dalam mengonsumsi kopi.
Padahal di saat itu nyaris tidak ada
orang yang melihat kepentingan dan kemungkinan, mengubah cara orang dalam
mengonsumsi kopi. Sejak dahulu, cara orang minum kopi cenderung sama dan hanya
ditujukan untuk memenuhi sekedar kebutuhan fisik alih-alih fungsinya secara
emosional, sosiologis, atau bahkan psikologis bagi masing-masing orang dengan
cara unik. Akan tetapi kondisi itu perlahan-lahan berubah.
Lima prinsip diterapkan dalam mengelola
perusahaan tersebut. Lakukan dengan cara Anda, semuanya penting, surprise and delight, terbuka terhadap
kritik,dan leave your mark. Pada
prinsip “lakukan dengan cara Anda” terkandung sejumlah hal penting yang mesti
diperhatikan yakni; ramah, tulus, perhatian, berwawasan, dan peduli.
Selanjutnya, sebagai lanjutan dari prinsip pertama, empat prisip berikutnya
terkait erat dengan “Pengalaman Starbucks.”
Ini melibatkan proses panjang terkait
identifikasi tertentu yang dilakukan secara khusus terhadap masing-masing
pelanggan. Hal tersebut memerlukan gairah kuat pada produk, orang, pengalaman,
dan komunitas.Ada keterbukaan akses.
Bagi para karyawan dibagikan Green Apron
Book.Isinya bukan hanya tentang bagaimana memasarkan produk, tetapi bagaimana tentang
memasarkan para karyawan.Bukan hanya orang pemasaran yang menjual interaksi
dengan pelanggan, melainkan seluuruh karyawan.Ini tentang bagaimana panduan
tentang prinsip-prinsip tadi bisa dijalankan secara praktis oleh para
karyawan.Suasana bekerja dengan karyawan yang disebut juga sebagai mitra
terjadi dalam atmosfer kekeluargaan. Mereka diperlakukan sebagai pemilik
perusahaan, karena diberi bagian saham,
dan bagian dari keluarga besar.
Dampaknya mereka bekerja dengan senang
dan penuh gairah.Orang berduyun-duyun datang ke kedai Starbucks karena dihargai
secara pribadi. Mereka datang karena merasa yakin bakal dihargai lewat sejumlah
cara, misalnya saja memenuhi beragam pesanan minuman yang unik dalam
berbagai varian rasa. Nama-nama pemesan
yang diterakan pada gelas-gelas, termasuk di dalamnya. Starbucks sering
dianggap sebagai tempat ketiga selain kantor dan rumah.
Pada bagian lanjutannya, profit menjadi
keniscayaan. Starbucks masuk lantai bursa dengan melakukan initial public offering (IPO) pada 1992 di Nasdaq dengan harga
saham di sesi pembukaan sebesar 17 dollar AS. Harga saham di hari pertama itu
sudah langsung melonjak jadi 21,50 dollar AS saat sesi perdagangan ditutup.
Saat ini, hingga sekitar 2006,
kesuksesan tersebut bisa digambarkan dengan ilustrasi jika Anda melakukan
nvestasi sebesar 10.000 dollar AS pada saat IPO di Nasdaq tahun 1992, maka saat
ini (sekitar 2006), besaran investasi itu sudah menjadi 650.000 dollar AS. Saat
go public itu, Starbucks hanya
memiliki 165 kedai. Akan tetapi pada masa sekitar 2006, jumlah kedai telah
bertambah menjadi sekitar 11.000 kedai. Pada saat itu, lima kedai baru dibuka
di seluruh dunia pada setiap harinya.
Studi kasus pada Starbucks memberikan
gambaran tentang contoh perusahaan yang proaktif, yang melakukan perubahan dan
membuat perbedaan bukan karena keterpaksaan. Akan tetapi lebih didasarkan atas
visi jauh ke depan tentang bagaimana memberikan “Starbucks Experience” bagi
setiap orang. Juga tentu saja, penyajian utuh tentang bagaimana model bisnis
bertemu dengan strategi yang brilian.Tentang manajemen stratejik yang bertumpu
pada posisi awal perusahaan, keputusan untuk memasuki pasar serta memroduksi
barang atau jasa tertentu, dan eksekusi tentang bagaimana mencapai seluruh
rencana tersebut.
No comments:
Post a Comment